Acara penutupan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) di Kabupaten Banjar dengan ibukota Martapura atau Kota Serambi Makkah, tepatnya di Kecamatan Mataraman telah diakhiri dengan musik dangdut ‘joget bara-bere’ yang disertai jingkrak-jingkrak oleh penyanyi maupun penonton. Kejadian itu sontak viral di media sosial dan menimbulkan kecaman dari banyak pihak.
Korankalimantan.com – Dua hari terakhir ini, media sosial dihebohkan oleh tanyangan sebuah acara penutupan MTQ di Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Even Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) yang biasa identik diakhiri dengan sholawatan, justru diakhiri dengan musik dangdut dengan lagu ‘bara bere”. Ironisnya, dangdutan itu disertai aksi jingkrak-jingkrak baik oleh penyanyi maupun penonton yang notabene mengenakan busana islami.
Setelah rebut di media sosial, Bupati Banjar, H Saidi Mansyur buru-buru memberikan klarifikasi. Disusul oleh Ketua Panitia Pelaksana Agus Hidayat. Menurut dia, hiburan joget bara bere itu terjadi secara spontan dan tidak terpikirkanberdampak negatif demikian.
Dibeberkan Agus Hidayat, posisi dia ada di kantor kecamatan setelah selesainya acara penutupan, karena membantu para peserta MTQ yang meraih terbaik 2 dan 3 untuk pengambilan tropi.
“Mereka datang didampingi official karena ada tropi yang tertukar, sehingga saya konfirmasi ke dalam untuk menyesuaikan tropinya sesuai SK dewan juri,” ungkapnya, yang dikonfirmasi Kamis (16/6/2022) saat berada di sekretariat LPTQ Kabupaten Banjar di Martapura.

Adanya “Joget Bara Bere” tidak ada di dalam skedule acara penutup, dan terjadi setelah kegiatan ditutup.
Kemudian, saat mengetahui adanya “Joget Bara Bere” itu berlangsung, ia langsung berkoordinasi ke Kapolsek setempat, yang menyatakan karena sudah terlanjur jadi dibiarkan saja sampai dua lagu. Berikutnya, Agus Hidayat mendatangi dan menghubungi petugas sound sistem.
“Tolong disampaikan kalau sudah dua lagu, supaya disudahi dan matikan sound,” katanya kepada petugas sound.
Ia sendiri sangat menyayangkan kejadian ini karena bagaimanapun lokasi kejadian ada di panggung yang baru selesai melaksanakan acara penutupan MTQ.
“Kami tidak bisa mengawasi langsung, kejadiannya begitu spontan. Kami memohon maaf, ini di luar kemampuan kami. Kejadiannya jam 11.30 atau setengah dua belas malam. Saat itu, langsung kami sampaikan kepada Kapolsek. Tidak tau kejadiannya demikian, tidak terpikirkan dampaknya,” sesalnya.
Dikonfirmasi di tempat sama, Ketua Umum LPTQ Kabupaten Banjar H Masruri mengutarakan, tentunya kita belajar atas kejadian ini, sebagai bahan evaluasi untuk berhati hati dalam pelaksanaan MTQ maupun kegiatan lainnya di waktu akan datang.
“Ini suatu pelajaran berharga, mudah-mudahan tidak terulang lagi,” katanya.(dya/may)