Tingkatkan Keterampilan Petani Dalam Perawatan Alsintan, Kementan Gandeng Pemprov Kalsel

Tingkatkan Keterampilan Petani Dalam Perawatan Alsintan. (Foto : BBPP Binuang)

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjaga ketahanan pangan di tengah ancaman krisis pangan global dan perubahan iklim ekstrim.

Korankalimantan.com – Diantaranya melalui Program UPSUS Antisipasi Darurat Pangan dengan kegiatannya yaitu optimasi lahan (oplah), pompanisasi dan tumpang sisip (tusip) padi gogo lahan perkebunan.

Program yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan,
Mentan Amran mengatakan bahwa salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan.

“Tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani muda”, sebut Mentan Amran.

Senada dengan Mentan,Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan bahwa swasembada beras berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah dan lahan rawa menjadi solusi bagian penting bagi masa depan pertanian Indonesia.

Dedi juga mengajak semua tim UPSUS Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) agar bekerja keras guna mencapai target yang telah disepakati. Peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern sangat diperlukan.

“Tentunya hal ini sejalan dengan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini karena adanya konflik dan El Nino yang terjadi sejak Februari 2023”, ujarnya.

Dalam rangka mendukung Akselerasi Perluasan Areal Tanam Program Upsus Antisipasi Darurat Pangan Nasional di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalsel maka Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP Kementan, kembali menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek).

Bimtek yang bertema “Pemeliharaan dan Perawatan Traktor Roda 2” diikuti pengurus kelompok tani dan gabungan kelompok tani sebanyak 20 orang se kecamatan Jejangkit. Bimtek digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jejangkit Kabupaten Batola selama satu hari. Selasa (30/07/2024).

Widyaiswara dari BBPP Binuang, Aman Nurahman Kahfi, menyampaikan pada hakikatnya, penggunaan alat dan mesin di bidang pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian, dimana setiap tahapan dari proses produksi tersebut dapat menggunakan alat dan mesin pertanian.

“Petani diharapkan dapat merawat alsintan bantuan dari pemerintah, mesin yang tidak dirawat akan cepat rusak, jika alsintan sudah memperlihatkan rusak ringan, tapi tidak dilakukan perbaikan, rusak ringan ini akan menjadi rusak berat”, kata Kahfi.

Didalam Bimtek kali ini BBPP Binuang menggandeng Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel yang diwakili oleh teknisi perawatan alsintan, Reza Pramana Putra sebagai Narasumber pada kegiatan ini. Kegiatan Bimtek juga diikuti oleh para Penyuluh Pertanian Lapangan dari BPP Jejangkit.

Reza menyebutkan, tujuan dari perawatan alsintan sangat penting, karena akan mempertahankan kondisi alat mesin sebaik baiknya selama dipergunakan untuk mempertahankan umur pemakaian.

“Perawatan harian dilakukan apabila ditemukan ada hal-hal yang perlu diperbaiki pada traktor setelah dilakukan pemeriksaan sebelum traktor dioperasikan” tambahnya.

“Menambah oli pelumas apabila levelnya di bawah standar, gunakan pelumas dengan jenis dan merk yang sama, bersihkan mangkuk pada saringan bahan bakar apabila kotor” terang Reza.

Kepala BBPP Binuang, Wahida Anisa Yusuf saat dihubungi tim media mengucapkan kepada semua pihak atas bantuannya sehingga terselenggaranya kegiatan Bimtek Perawatan dan Pengelolaan TR2 ini. Wahida mengungkapkan pihaknya semata hanya ingin agar petani anggota poktan di kecamatan jejangkit ini mampu meningkatkan perluasan tanam sehingga produksi meningkat.

“Setelah mengikuti bimtek ini diharapkan petani mampu mengakselerasi kegiatan terutama untuk optimalisasi lahan pertanian dan ilmu yang diterima dari widyaiswara serta fasilitator dapat diterapkan pada alsintannya masing masing”, pungkas Wahida.

(ABS/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *