Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya pemenuhan pangan bagi 280 juta penduduk Indonesia melalui langkah strategis yang mencakup Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan optimasi lahan, pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan rakyat.
Korankalimantan.com – Respon atas hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti gerak cepat (Gercep) melaksanakan arahan tersebut.
Dua hari setelah dilantik sebagai Kepala BPPSDMP, Santi sapaan akrab beliau langsung bertolak ke Kalimantan Selatan, yang menjadi salah satu tugas pengawalan program PAT.
Titik kunjungan yang dituju yakni Kelompok Tani Manunggal Jaya, Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Wanaraya, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (12/08).
Adapun, Batola merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai target hampir 30% dari target Kalimantan Selatan mengingat memang Batola menjadi salah satu lumbung pangan nasional.
Wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Pendidikan Pelatihan (Pusdiktan) ini tak kenal waktu libur, namun tetap ikhlas bekerja sepenuh hati demi produktivitas pertanian dan perkebunan.
Pucuk dicita, ulam pun tiba. Dalam kunjungannya Ka BPPSDMP menemukan permasalahan di lapangan, yakni lahan di lokasi Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) kondisinya kering dan tanahnya merupakan tanah subsoil yang pH-nya masam.
“Perlu ada realisasi tanam pada lahan yang belum masuk dalam kegiatan PAT sebagai pengganti lahan Perluasan Sawit Rakyat yang luasannya minimal sama dengan luasan PSR,” Ungkap Santi.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP Kementan turut mensupport penuh program kerja Kepala Badan PPSDMP Kementan.
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Wahida Annisa Yusuf turut mendampingi dan mengawal suksesnya kegiatan ini. Beliau berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat memacu target realisasi pencapaian perluasan areal tanam dan memastikan apakah pompa terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran.
“Kita harus genjot produktivitas pertanian, yang terpenting adalah koordinasi yang baik dari Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian kabupaten, hingga level paling bawah, termasuk BPP dan Babinsa,” papar Wahida.
(MIK/rth)