Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Supian HK menyatakan, Kota Banjarbaru memang sangat cocok menjadi ibu kota Provinsi Kalsel. Mengingat Kota Banjarmasin sudah semakin padat.
Korankalimantan.com – Pentolan Partai Golkar Kalsel ini dalam rilisnya, Minggu (20/2/2022) menegaskan, dia bukan karena sudah bosan dengan Banjarmasin, tapi dalam pengembangan ke depan yang lebih maju, Banjarbaru memang cocok menjadi ibukota provinsi.
“Dengan pindahnya ibukota Kalsel ke Banjarbaru, pengembangan Banjarmasin bisa lebih fokus sebagai kota niaga atau perdagangan dan jasa, karena memiliki pelabuhan laut,” jelasnya.
Di samping sehubungan pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) Republik Indonesia yang di antaranya mengenai pemindahan ibukota Kalsel, sambungnya.
Bukan hanya itu, penduduk Kota Banjarmasin sudah padat, serta secara geografis berada di bawah permukaan laut sehingga ketika hujan turun bersamaan dengan air pasang beberapa kawasan jadi terendam dan lambat kering.
“Keadaan tersebut menjadi kurang enak sebagai sebuah ibukota provinsi yang tak luput dari kunjungan tamu,” ujar wakil rakyat asal dapil V, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong itu.
Sementara itu, sambungnya, Banjarbaru secara geografis berada pada dataran tinggi sehingga relatif lebih mudah untuk menata pembangunan.
Karena katanya selain memiliki lahan yang luas sehingga mudah untuk pengembangan, juga merupakan daerah yang sedang tumbuh dan berkembang.
Oleh sebab itu, ujarnya tidak salah sejak dulu ada keinginan memindah ibukota Kalsel Banjarmasin sebagai kota bandar (pelabuhan) ke Banjarbaru.
“Kalau tidak salah ide Banjarbaru sebagai ibukota sejak Gubernur Murdjani,” ungkapnya.
Kemudian tambahnya, digagas kembali masa Gubernur Rudy Ariffin untuk membuat pusat Pemerintahan Provinsi Kalsel di Banjarbaru, dan diback-up Gubernur Sahbirin Noor atau Paman Birin.
“Karenanya sejak waktu itu ada beberapa kantor tingkat provinsi berkedudukan di Banjarbaru,” jelasnya.
Maka dari itu ia mengajak agar tidak terlalu mempersoalkan pemindahan ibukota Kalsel dari Banjarmasin ke Banjarbaru, tetapi bagaimana cara supaya Banua ini yang berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota ke depan lebih maju lagi.
Fokus membangun Banua Kalsel agar semakin maju. Apalagi sebagai Kalsel sebagai gerbang Ibu Kota Negara (IKN) yang baru nanti yang berkedudukan di Kalimantan Timur.
Pendapatnya, kita lebih baik menggali hal-hal yang positif di balik pemindahan ibukota Kalsel dari Banjarmasin ke Banjarbaru yang hanya berjarak sekitar 35 kilometer.
Jangan tonjolkan hal-hal negatif yang justru bisa menjadi penghambat kemajuan Kalsel yang lebih mapan,” tutup Supian.(yon/may)