Migor Masih Langka dan Harga Tinggi, Minyak Kelapa Menjadi Alternatif  Warga Desa

ILUSTRSI - Minyak kelapa.
ILUSTRSI - Minyak kelapa.

Minyak goreng di sejumlah daerah terbilang masih langka. Kalaupun ada, harganya cukup tiggi. Tak sedikit pedagang pasar yang curhat kesulitan mendapatkan barang lantaran adanya keterbatasan stok dari agen ataupun distributor.

Korankalimantan.com – Kelangkaan stok munyak dan mahalnya harga di pasaran, membuat para warga di pesisir pulau laut berinisiatif memproses kelapa menjadi minyak goreng.

Hal itu lantaran kemasan minyak goreng terkesan mahal dan langka, sehingga masyarakat di penghujung pulau laut bagian selatan bikin minyak sendiri.

Terlebih sejak menjelang bulan Ramadan, mengolah kelapa menjadi minyak goreng dengan cara tradisional untuk kebutuhan pokok dalam rumah tangga.

Dan sejauh ini, sebagian besar warga Desa Labuan Mas, menggoreng makanan dengan menggunakan minyak goreng yang terbuat dari kelapa tersebut.

Minyak goreng yang diolah melalui tangan warga ini pun cukup sederhana, terlebih dulu harus menyiapkan bahan bakunya seperti minyak kelapa yang sudah tua.

Setelah itu, kelapa tua yang sudah dikupas kulitnya dicuci bersih, setelah itu diparut hingga halus. Selesai proses penghalusan, kelapa dicampur dengan air dan diperas sampai santannya keluar.

Tak cukup disitu, proses pembuatan minyak goreng kelapa ini, setelah proses pertama dilakukan kemudian didiamkan selama 24 jam, sampai santan yang akan diolah menjadi minyak terpisah dengan air.

Kemudian, masuk ke proses pembuatan minyak dengan memasak santan hingga matang dan berubah menjadi minyak goreng.

Menurut warga Desa Labuanmas Kotabaru, Yana, perbedaan harga minyak goreng berkemasan,dengan minyak goreng kelapa, jauh sekali. Bahkan menurutnya lebih untung menggunakan minyak goreng yang diolah masyarakat.

“Dari pada beli minyak goreng yang diecer di warung-warung,”ucapnya, Minggu (15/4/2022).

Ia menambahkan, perbedaan harga minyak goreng kemasan dengan minyak goreng kelapa buatan mencapai belasan rupiah. Minyak goreng berkemasan dua liter seharga Rp50 ribu hingga Rp 55 ribu.

“Sedangkan minyak goreng yang terbuat dari kelapa hanya belasan ribu, tidak mencapai Rp 20 ribu untuk per liter,”imbuhnya.

Ia berharap, minyak goreng yang biasa dipergunakan sebagai bahan tambahan untuk bikin kue lebaran di Hari Raya, harganya bisa turun dan mudah didapat.

“Kebiasaan kita dikampung bikin kue persiapan lebaran, sementara ada beberapa jenis kue harus menggunakan minyak goreng yang berkemasan. Seperti minyak goreng bermerek Bimoli. Sekarang ini, meskipun ada uang, namun barangnya tidak ada,”pungkasnya.(cah/may)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *