Sungguh mencoreng. Itulah kalimat yang pantas ditujukan kepada Pemerintah Kota Banjarbaru. Di tengah umat muslim memperingati Isra Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW, telah berlangsung even Shopping Town Festival yang menampilkan dance berkostum seksi. Tak pelak, kejadian ini mencoreng Pemko Banjarbaru yang memiliki slogan ‘JUARA’ (Maju, Juara dan Agamis).
Korankalimantan.com – Dunia maya dihebohkan dengan beredarnya video sebuah even Shopping Town Festival di sekitar Lapangan Murjani Kota Banjarbaru, Sabtu (4/2/2023) malam.
Even itu menampilkan sekelompok gadis belia menari-nari dengan kostum yang cukup seksi.
Kejadian tersebut juga mengundang beragam komentar di media sosial. Nah, terkait dengan hal itu, pihak panitia penyelenggara buru-buru menyampaikan permintaan maaf kepada tokoh-tokoh agama maupun kepada Pemko Banjarbaru.
Penanggung jawab acara Dance Competition, Angga mengaku adanya kelalaian saat koordinasi di lapangan. Dari awal diakuinya even memiliki rangkaian kegiatan kompetisi, termasuk salah satu kompetisi menari.
“Kami akui ada kelalaian, ternyata ada partisipan yang memakai kostum minim dan menampilkan tarian seperti itu. Ini murni kesalahan kami. Seharusnya kami memberi arahan kepada para partisipan,” sebutnya.
Diungkapkan, pihaknya telah mendapat teguran keras baik dari tokoh-tokoh agama, bahkan dari Wali Kota Banjarbaru. Lalu, pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas perihal itu.
“Alhamdulillah kami disambut baik dan diterima langsung oleh bapak KH Nursahid Ramli selaku Ketua MUI Kota Banjarbaru. Beliau memberikan nasihat dan teguran kepada kami, dan ini menjadikan pelajaran yang berharga,” ungkapnya.
Dipastikan, ke depan, tak akan mengulangi kesalahan serupa dalam even ataupun kegiatan lainnya. Sanksi dari Pemko Banjarbaru juga telah diterima sebagai bentuk konsekuensi atas kelalaian tersebut.

“Kita sudah mendapatkan teguran keras dan juga sanksi dari Pemko Banjarbaru, dimana kami akan menghentikan sisa acara hiburan maupun kompetisi kreatif di sisa even ini,” katanya.
Pihaknya juga mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Banjarbaru, para alim ulama, tokoh ulama, Pemko Banjarbaru, Wali Kota Banjarbaru dan partisipan kegiatan.
Dijelaskan, acara itu merupakan festival belanja terbesar yang mereka gagas dan garap di Banjarbaru. Even ini bersifat komersil dan tak terikat dengan siapapun.
Even ini katanya sebagai bentuk upaya dalam mendongkrak serta memajukan UMKM lokal di Banjarbaru. Even ini telah diikuti lebih dari 125 partisipan atau tenant selama sembilan hari.
Penyelenggara katanya, juga menyediakan wadah atau panggung untuk memfasilitasi kreativitas masyarakat. Baik dari seni musik, tarian, hingga peragaan busana.
“Kita juga ingin mengkonfirmasi atau mengklarifikasi bahwa even kita bersifat independen. Pihak Pemko Banjarbaru katanya telah memberikan pengawasan namun terjadi hal yang diluar briefing ketika hari H pelaksanaan, dan itu murni kelalaian kami,” jelasnya.
Sementara, Ketua MUI Kota Banjarbaru, KH Nursahid Ramli mengucapkan rasa bangga dan apresiasinya atas kedatangan panitia penyelenggara untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya secara langsung.
Menurutnya, bahwa panitia telah dengan ikhlas dan sabar menghadapi konsekuensi yang ada. Dia juga memberikan nasihat dan teguran kepada panitia agar ke depan tak mengulangi kejadian serupa.
“Alhamdulillah kita tadi silaturahmi, ngobrol langsung dan adik-adik juga menjelaskan bagaimana situasinya. Kita dari MUI Banjarbaru telah memaafkan dan kita berikan nasihat untuk mengambil hikmah dan pembelajarannya,” ucapnya. (maf/may)
free daing freedatingopen free online dating chat free dating near you