Lanjutan MoU Pemekaran Tanah Kambatang Lima, Ketua Tim Bahas Percepatan Dengan Tim Peneliti

Anggota DPRD Kotabaru Rabiansyah saat berfoto bersama usai pertemuan dengan pihak Pusat Studi (sumber: istimewa)
Anggota DPRD Kotabaru Rabiansyah saat berfoto bersama usai pertemuan dengan pihak Pusat Studi (sumber: istimewa)

Ketua Tim Pemekaran Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Tanah Kambatang Lima, Rabbiansyah mengadakan pertemuan dengan Pusat Studi Kebijakan Publik Unlam Kalimantan Selatan. Pertemuan anggota DPRD Kotabaru tersebut sebagai bentuk tindak lanjut dari MoU Pemekaran Kabupaten Kotabaru, Kalsel.

Korankalimantan.comPertemuan antara Ketua Tim Percepatan Pemekaran CDOB TKL, Rabbiansyah dan Pusat Studi Kebijakan Publik Unlam, DR Taufik Arbain sebagai Ketua Tim Peneliti berlangsung di Kafe Podang Banjarbaru

Rabbiansyah atau yang kerab disapa Roby mengatakan, pertemuan kemarin adalah tindak lanjut dari penandatangan MoU pada 17 Maret 2022 terkait dimulainya Kajian Pemekaran CDOB TKL, setelah dua bulan Tim Peneliti melaporkan perkembangan dari kajian tersebut.

“Berkas yang kami terima memuat terkait aspek akademis, aspek yuridis, aspek sosiologis, aspek politik, aspek ekonomi, ada juga data-data yg tertuang dalam PP 78 tahun 2007,” ujar Roby, Senin (23/5/2022).

Adapun PP 78 yang dimaksut mulai dari faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan dan keamanan, kemampuan keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat serta rentang kendali penyelenggaraan pemerintah daerah.

“Intinya dalam berkas yang kami terima di tahap awal ini sudah tergambarkan bagaimana teman-teman peneliti menganalisa potensi wilayah CDOB TKL, menganalisa kemungkinan pemekaran kabupaten Kotabaru, dengan pembentukan CDOB TKL,” imbuhnya.

Sambungnya, dengan tujuan menganalisa kelayakan pemekaran, serta mengarah kepada indentifikasi atau gambaran persepsi publik terhadap pembentukan CDOB Tanah Kambatang Lima. Memang masih banyak data dukung yang dibutuhkan dan di sampaikan ketua tim peneliti untuk dilengkapi dan disempurnakan.

“Mengingat data-data tersebut akan menunjukkn bobot setiap faktor dan indikator dalam perannya masing-masing, sehingga tim kajian harus turun dan meninjau lapangan,” pungkasnya.(cah/may)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *