Tapin  

Kementan Gaungkan Korporasi Pertanian Modern di Kabupaten Kapuas

Kementan Gaungkan Korporasi Pertanian Modern di Kabupaten Kapuas. (Foto : BBPP Binuang)

Guna memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian terutama di kalangan generasi muda, Kementerian Pertanian (Kementan) menginisiasi dengan pertanian modern.

Korankalimantan.com – Program ini berfokus pada integrasi manajemen agribisnis dan korporasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan pertanian modern merupakan program inisiatif Kementan untuk memperluas lahan produktif padi dengan mengintegrasikan sub sektor terkait dalam rangka mewujudkan swasembada dan lumbung pangan dunia tahun 2029.

“Tentunya program ini melibatkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari Pemerintah Daerah, para penyuluh pertanian dan tentunya petani milenial,” sebut Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa untuk mencapai target swasembada pangan, maka kita sebagai insan pertanian harus selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan baik.

“Kementan telah meluncurkan program-program andalannya guna mencapai target tersebut, salah satunya adalah Program IMMACo,” ungkap Santi.

Program IMMACo merupakan program yang mengkoordinasikan petani dan penyuluh pertanian sebagai aktor utama dalam peningkatan produksi padi nasional sehingga luas panen bertambah serta meningkatkan produksi padi.

Menindaklanjuti hal tersebut,
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis (12/09/2024).

Kunker tersebut sekaligus menghadiri pembentukan Koperasi menuju pertanian modern berbasis produksi dan layanan jasa alsintan (UPJA).

Bustanul menyampaikan jika pertemuan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan pembentukan Koperasi dalam rangka membangun pertanian modern berbasis produksi melalui pelayanan jasa alsintan yang lebih propesional.

Selain juga untuk peningkatan SDM guna pengelolaan lahan pertanian yang potensinya di Kabupaten Kapuas.

Dengan keterbatasan tenaga kerja, pemanfaatan mekanisasi pertanian yang modern sangat diperlukan selain SDM yang profesional sehingga potensi lahan dapat termanfaatkan dengan baik dan optimal.

Sehingga alsintan dapat terkelola dengan baik dan profesional dijadikan bisnis yang menguntungkan, sekaligus dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang ada, ujar Bustanul.

Bustanul menambahkan bahwa kawasan pertanian modern dicirikan dengan tiga hal yaitu: Adanya mekanisasi Pertanian, Penguatan Kelembagaan Petani menjadi Lelembagaan Ekonomi Petani dalam bentuk UPJA dan Gapoktan dengan identitas Bisnis dan Inovasi teknologi.

“Koperasi terbentuk harus berdasarkan kebutuhan kelompok dan tujuan bersama. Karena koperasi memperkuat kelembagaan petani yang ada sehingga para petani bergabung dan dapat meningkatkan nilai tawar yang lebih.

Sehingga memudahkan untuk mendapatkan saprodi dan akses-akses informasi pertanian selain juga memudahkan koordinasi,” tambahnya.

Selain itu terbentuknya organisasi UPJA agar corporate area alsintan dapat dioptimalkan dan pengarturan pola kerja serta pemeliharaan alsintan lebih terencana.

Kondisi alsintan harus selalu diperhatikan dengan baik, sehingga pemnafaatannya dioptimalkan dan pada dapat memperkuat ekonomi dan pendapatan petani lebih meningkat.

Terakhir, pendampingan oleh Pusat, Provinsi dan Kabupaten secara bersama-sama sangat diperlukan, sehingga Koperasi yang terbentuk dapat tumbuh berkembang dan berkelanjutan.

Penumbuhan Koperasi dapat berkembang dan berkelanjutan seperti kita”, tutup Bustanul.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Kalteng, Sunarti menyambut baik kegiatan ini.

Dirinya mengungkapkan bahwa saat ini di Provinsi Kalteng dari 136.000 Ha luas baku sawah (LBS), 46.000 Ha berada di Kapuas.

“Alsintan yang ada dan lengkap belum terkelola dengan secara maksimal dan Kalteng belum ada UPT alsinnya,” ujarnya.

Sunarti mengapresiasi besarnya perhatian pemerintah pusat dan daerah terhadap ketersediaan alsintan.

Saat ini pengelolaan alsintan melalui UPJA sangatlah diperlukan. Baik itu manajemen alsintan maupun perbengkelannya, agar tidak banyak alsintan yang tidak bisa dipergunakan.

Termasuk bagaimana alsintan yang ada dimodifikasi sesuai dengan kriteria lahan, sebut Sunarti.

Ikut serta dalam pertemuan tersebut, diantaranya Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Pendidikan BPPSDMP, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM, Camat Kapuas Murung, Camat Dadahup, Kordinator BPP Kapuas Murung dan Dadahup, para penyuluh pertanian dan mantri tani.

(JS/NF/ABS/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *