Kondisi hewan kurban di Kota Banjarbaru saat menjelang Hari Raya Idul Adha sepertinya mengkhawatirkan. Sebab, adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mempengaruhi pembatasan hewan ternak dari luar untuk masuk ke Kota Banjarbaru.
Korankalimantan.com – Pernyataan itu diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Abu Yazid Bustami melalui Kabid Peternakan Yohana, Senin (6/6/2022).
Dia mengatakan, saat ini stok hewan kurban seperti sapi masih tercukupi untuk Kota Banjarbaru sekitar 1.300 ekor. Kemudian untuk stok hewan kurban kambing 397 ekor.
“Untuk Banjarbaru saja cukup, tapi tidak menutup kemungkinan daerah lain juga mengambil di Banjarbaru untuk hewan kurban. Jadi bisa dikatakan khawatir,” ungkapnya.
Diungkapkan, adanya wabah PMK terjadi pembatasan sapi-sapi dari luar. Misalnya dulu dari NTB dan NTT, hal itu tidak bisa dilakukan lagi dan mempengaruhi harga karena harus dikarantina. Sedangkan kambing yang biasanya datang dari Jatim, tidak bisa lagi.
“Jadi agak tersendat, biasanya stok 100 menjadi 30 saja. Hingga mempengaruhi harga menjadi Rp17 juta dengan daging 70 persen serta berat sapi 180 kilogram sampai 200 kilogram,” sebutnya.
Melihat dari ketersediaan hewan kurban per tahun 2022 ini sekitar 1.300 ekor. Untuk kebutuhan di Kota Banjarbaru diperkirakan 700 sampai 900 ekor.
“Tidak menutup kemungkinan daerah lain juga ambil di Banjarbaru. Tapi untuk Banjarbaru dipastikan cukup,” katanya.
Dengan kondisi sekarang, diuntungkan bagi peternak namun tidak bagi para pengepul.
“Alhamdulilah di Banjarbaru sampai hari ini tidak ada PMK,” ujarnya.(maf/may)