Masih terkait dengan dugaan penganiayaan anak yatim di sebuah Panti Asuhan Anak Yatim Kota Banjarbaru, warga membongkar kesaksian, pernah melihat anak yatim bergelantungan di teralis jendela berjam-jam.
Korankalimantan.com – Warga setempat, Agus mengaku kerap nongkrong di warung tepat di samping rumah yang dijadikan Panti Asuhan Griya Yatim Dhuafa.
Menurutnya, dirinya kerap melihat anak-anak mendapat hukuman dengan disuruh bergantung di teralis jendela rumah hingga berjam-jam.
“Karena jam 10 malam tidak tidur, jadi dihukum bergantung di teralis rumah berjam-jam, sampai ngantuk baru berhenti dihukum,” ungkapnya.
Lanjutnya, hal itu ternyata sudah dipantau lama dari pihak Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat. Hingga akhirnya, bukti yang menguatkan baru bisa menangani permasalahan itu.
“Sudah lama sebenarnya ini, cuma kurang bukti aja. Jadi bukti yang menguatkan, ada salah satu anak saat itu di sekolah ditanyai gurunya karena ada luka lebam di wajah,” terangnya.
Dari situlah, pihak Kelurahan Mentaos bersama Satpol PP, Kepolisian, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pengendalian Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Kota Banjarbaru (DP2KBPMP2A) dan petugas lainnya sidak panti tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Masliani mengatakan, hukuman yang diterima anak yatim di Panti Asuhan Griya Yatim Dhuafa sangat tidak wajar.
“Pasalnya, karena masih di usia anak-anak dan dilihat kondisi tubuh yang kurang sehat, hukuman yang dijalani tidak wajar. Dibandingkan dengan anak mereka saja, beda jauh kondisi tubuhnya,” ungkapnya.
Untuk saat ini dikatakan, 6 anak yang mereka bawa 5 di antaranya menjalani visum untuk mendeteksi luka-luka yang dialami para korban.
“Jadi 5 saja yang divisum, satunya tidak divisum karena sudah berada dengan keluarga dan keluarga masih belum mau untuk divisum,” katanya.
Hasil visum itu sendiri disampaikan, rata-rata anak-anak yatim itu mengalami luka lebam karena pukulan oleh terduga pelaku untuk menghukum mereka.
“Salah satunya ada yang luka lebam didekat hidung,” ucapnya.
Saat ini, anak-anak tersebut sudah berada di panti asuhan yang lain untuk ditempatkan di tempat yang lebih baik.(maf/may)