Dampak Skimming Bank Kalsel, Pakar Psikologi; Korban Shock dan Hilang Kepercayaan

Pakar Psikologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Muhammad Arsyad.(foto dok: koranbanjar.net)
Pakar Psikologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Muhammad Arsyad.(foto dok: koranbanjar.net)

Pakar Psikologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Muhammad Arsyad menggambarkan kondisi kejiwaan para korban skimming Bank Kalsel, dengan hilangnya dana tabungan mereka.

Korankalimantan.com Muhammad Arsyad dalam wawancara singkat kepada media ini melalui via telepon, Selasa (2/7/2022) mengatakan, jika pandangan secara psikologis bagi mereka menjadi korban skimming tentunya adalah shock.

“Hal ini karena uang yang telah tersimpan hilang tanpa diketahui. Mereka tidak terima dengan situasi tersebut sehingga banyak yang sudah melaporkan dan melakukan pengaduan kepada pihak Bank Kalsel selaku pihak yang mungkin dipercaya untuk menyimpan uang,” terangnya.

Berikutnya hal ini akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Kalsel, karena pengalaman yang kurang mengenakkan ini.

“Tentu juga menjadi pertimbangan bagi masyarakat lain yang mendengarkan berita dalam konteks kepercayaan menyimpankan uang ke bank tersebut,” ujarnya.

Menurut Arsyad, kejadian ini merupakan tantangan bagi Bank Kalsel, bagaimana caranya bisa mengatasi dan menyelesaikan masalah.

Ia menganalogikan,jika bank mampu mengembalikan dan memperbaiki sistem, mungkin dapat memperbaiki kepercayaan masyarakat dalam menyimpan uangnya di Bank Kalsel.

“Tentunya yang pasti, dengan adanya kasus ini merupakan suatu pengalaman melekat dan membentuk persepsi was-was ke depan dalam menyimpan uang di bank ini,” analisanya.

Arsyad memastikan, jika permasalahn tidak segera diatasi oleh pihak Bank Kalsel, maka akan berakibat pada menurunnya kepercayaan masyarakat, kepuasan dan keamanan dalam menyimpankan uangnya dibank tersebut.

Dampak psikologis yang akan dirasakan para korban tergantung bagaimana cepat tanggapnya pihak bank dalam mempertanggung jawabkan terkait keamanan sistemnya.

Semakin cepat mungkin akan mengurangi resiko pada menurunnya kepercayaan masyarakat. Namun jika hal ini berlarut-larut maka ada kemungkinan masyarakat lain yang tidak menjadi korban juga akan memuncul kekhawatiran dalam menyimpankan uangnya di Bank Kalsel.

Adapun ketahanan psikologis masing-masing individu yang menjdi korban. Ada yang mungkin berdampak dan memunculkan traumatis.

“Namun kembali pada individu dan juga tingkat mendesak tidaknya keperluan atas uang tersebut,” katanya.

Ketidakterimaan dari korban juga memungkinkan emosi namun demikian ini kembali bagaimana pihak bank menyikapi dan melayani adanya komplain dari nasabah yang menjadi korban skimming.

“Respon dan tanggung jawab yang cepat akan memungkinkan membantu dalam mengurangi adanya gejolak terhadp korban,” demikian paparan singkat Pakar Psikologi FKIP ULM Muhammad Arsyad.

Puluhan juta dana tabungan milik Pegawai Negeri Sipil (PNS) Provinsi Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin yang tersimpan di Bank Kalsel tiba-tiba raib.

Hfz, seorang pegawai Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin mengaku kehilangan saldo sekitar 8,5 juta.

“Pas tiba-tiba mau ngecek pagi, tiba-tiba hilang 8,5 juta, gak tau apa penyebabnya,” ucapnya kepada media ini usai dirinya mengkonfirmasi ke pihak CS Bank Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Senin (1/7/2022).

Nasabah lain bernama Yuda, pegawai Pemerintah Kota Banjarmasin saat datang di halaman parkir belakang Bank Kalsel dengan terburu-buru dengan raut wajah terlihat khawatir berkata kehilangan saldo 53 juta.

“Saya minta tanggung jawabnya Bank Kalsel gimana ini?,” ucapnya seraya terburu-buru naik ke lantai dua menemui CS.(yon/may)

Respon (8,294)