Tapin  

BBPP Kementan dan Pemkab Tapin siapkan P4S Muda Berkarya Produksi Pupuk Organik

Binaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Kementan Republik Indonesia Maulana Akbar paparkan produk hasil olahannya sendiri yang termasuk dalam Genta Organik. (Foto: Kementan)

Dihadapan Penjabat Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin, Binaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Kementan Republik Indonesia Maulana Akbar paparkan produk hasil olahannya sendiri yang termasuk dalam Genta Organik.

Korankalimantan.com Yang mana Genta Organik adalah suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri

Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik.

“Sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk organik sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain,” katanya

Seperti diketahui, bahwa di antara tempat bahan baku maupun produksi pupuk adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Sebab itu, melalui Genta Organik, Kementan mendorong para petani menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif.

“Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang,” terangnya.

Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa yang dapat menyuburkan tanah bukan pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

“Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan, karena pupuk mahal kita hanya diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan” ucap Dedi.

Plh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Dr joko tri harjanto, ST, MMA mengaku sangat senang program P4S Kementan saat ini sudah mulai terlihat, seperti yang dilakukan Maulana Akbar yang berhasil membuat genta organiknya sendiri.

“Bahkan nantinya, melihat respon dari Penjabat Bupati Tapin tadi akan memberikan dukungan secara penuh kepada putra banua untuk mengembangkan produknya paling tidak menyuplai di Kabupaten Tapin terlebih dahulu,” ujarnya.

(JK/AG/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *