Angka stunting (gagal pertumbuhan anak balita) di Kalimantan Selatan menempati angka tertinggi di Indonesia. Hal tersebut sepertinya menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.
Korankalimantan.com – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalsel, menggelar Coffe Talk bersama awak media membahas penurunan stunting di Kalimantan Selatan, Senin (27/2/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, dr. Diauddin dalam materinya menerangkan, saat ini angka stunting di Kalsel berada di 24,6 persen. Termasuk daerah tertinggi se Indonesia kasus stunting.
“Untuk ke depan kita punya tugas berat, Kalsel jadi tertinggi, dari tahun 2021 – 2022. Jadi target kita masih jauh untuk mengejar angka stunting di 10.4 persen,” terangnya.
Langkah yang dilakukan Pemprov Kalsel, untuk menjalin komitmen dengan kepala daerah di Kalimantan Selatan, menurunkan angka stunting di tahun 2023.
“Jadi pertama menjalin komitmen, juga melakukan upaya-upaya melalui remaja putri, sebagai pencegahan sejak dini. Termasuk ibu hamil, dan melakukan pemantauan balita sejak awal dilahirkan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, melalui program ‘Bapak Asuh’ juga, sudah direalisasikan di Kalsel. Untuk Kabupaten Kota, melibatkan Forkopimda serta Kepala SKPD.
“Pihak swasta juga dilibatkan. Wilayah-wilayah yang memiliki CSR, semuanya diminta kontribusi untuk penurunan stunting,” katanya.
Hal itu, sudah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya. Dicontohkan, untuk wilayah Kabupaten Balangan, satu perusahaan swasta ikut serta penurunan stunting di Kalsel, dengan memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita.
“Jadi kita mintakan komitmen perusahaan yang ada ini, mereka bersedia,” ujarnya.
Berbagai cara dan upaya itu, dikatakan, untuk menurunkan angka stunting di Kalsel agar bisa mencapai target nasional diangka 10,4 persen.(maf/may)